Minggu, 06 Desember 2015

Keris , Mengapa dan Bagaimana

Posted by on 0 komentar
Dalam postingan ini ,penulis tidak akan membahas APA itu keris , penulis akan lebih membahas tentang apa yang terjadi di masyarakat , mengapa dan bagaimana
bagi kita yang awam dengan hal-hal ghaib maupun mistik tidak jarang kita pasti bertanya untuk apa keris setiap suro harus dimandikan atau jamasan , dan memandikannya pun tidak asal , ada waktu tertentu dan menggunakan rendaman bunga dan sebagainya
ada yang menganggap hal ini termasuk musyrik lah , syirik lah dan sebagainya , dan potingan ini penulis tidak akan memihak pada pihak yang memandikan keris maupun pihak yang memfatwa bahwa memandikan keris itu tergolong syirik maupun musryik

Mungkin pertanyaan yang akan saya ajukan adalah "Memangnya ada apa sih dengan bunga? Kok kayaknya alergi banget. Malaikat saja suka yg wangi2 , sebaliknya Setan dan makhluk fasik suka bau busuk/ najis".
Kebanyakan minyak wangi juga hasil penyulingan dari bunga. Cuma beda bentuk. Kata bahasa iklan, yang asli lebih alami,. Ibarat gigit jambu biji utuh insyaallah lebih banyak manfaat daripada yang di jus. Wali songo terutama Sunan Kalijaga saja sering pakai bunga bungaan, bukan cuma untuk mandi, tetapi juga minum rendaman bunga (maklum jaman dulu kan belum ada kios minyak wangi isi ulang, hehe). 

Semua kembali kpd NIATnya, doanya kepada siapa. Hanya Allah yang tahu isi hati orang. Jangan mudah menghakimi dari penampakan luarnya. Seperti nasehat Gus Mus Rembang, yang berjenggot dan berjubah belum tentu masuk surga, Abu Jahal dan Abu Lahab juga berjenggot dan berjubah kok karena itu budaya arab. Demikian juga budaya jawa, sama sama mandi bunga tujuannya apa? Menggapai ridho illahi? Atau sekedar relaksasi SPA.
 
Mari kita renungkan , Allah tidak menciptakan sesuatu dengan sia-sia. Tetapi manusia dengan prasangka/suudzonnya suka menyia nyiakan ciptaan Allah. Inama amalu biniyat ,nyuci keris, koleksi keris dengan niat Nguri-Nguri Budaya, apa salahnya? Tetapi kalau menganggap hidup anda sukses gara-gara keris dan bukan karena Ridho Allah, itulah syirik.

Keris di rawat agar tetap indah dan bagus, karena salah satu karya peninggalan leluhur yang harus di lestarikan . Tetapi jangan pernah yakin dan meminta pada keris , yakin dan meminta kepada allah, keris pada jaman dahulu hanya sebagai senjata perang bagi orang jawa pada jaman kerajaan dulu.
Dengan adanya yang indah2 di dunia, yang pandai bersyukur akan bilang "alhamdulillah" dan "Allahu Akbar" , itulah tanda-tanda kebesaran Allah bagi mereka yang berpikir.



Lalu , bagaimana pembuatan keris itu sendiri? bukankah ada keris dari alam ghaib atau pusaka tarikan/penarikan dari alam ghaib? kenapa orang jaman dulu seperti Ken Arok memesan keris kepada Empu , kenapa tidak tarikan/menarik saja dari alam ghaib? 
Umumnya cara pembuatan keris. Si empu tirakat (puasa, nyepi dll) bermunajat kepada Sang Maha Pencipta agar media keris yg ditempanya berkhasiat anu, anu dan anu, dan yg memakainya diberikan keberkahan anu, anu dan anu. 

Lantas apa bedanya keris yang dibuat oleh Empu dengan keris yang didapatkan dari penarikan di alam ghaib? , Keris hasil tarik ghaib asal awalnya darimana? Apa di alam jin ada Empu jin yang juga bikin keris? Atau buatan manusia yg DIBUANG (krn rusak, sawabnya jelek, isinya jahat dsb)?
Keris yang ditarik itu asalnya dari alam nyata,dulu para Empu membuat banyak keris,dari keris itu ada yg bagus dan jelek,ada yang khodamnya jinak ada yang ganas,ada yang positif ada yang negstif,nah.... yang isinya jelek dan negatif itu yang dibuang (bisa dikubur,dilarung dll),yang dikubur dan dilarung itu kebanyakan sekarang jadi pusaka tarikan,dan bukan berasal dari alam jin , anda boleh percaya ataupun tidak , karena manusia mampu membuat keris yang bagus, saat terbuang/terpendam maka menjadi rebutan para jin, jadi mainan anaknya jin. Sehingga saat diminta manusia (penarikan) bapaknya jin marah karena mainan anaknya direbut. 

Ada keris yang isinya negative contoh: keris Condong Campur yang buat oleh ratusan Empu tapi negative menciptakan bala dan wabah pada jaman majapahit dahulu, dan akhirnya juga kalah oleh keris Kiyai Sengkelat buatan Empu Supo yang sudah di isi/di sepuh oleh Kanjeng Sunan Kalijaga. hehehe

Namun ada juga pusaka hasil tarikan tetapi bagus, ada beberapa kemungkinan
- pusakanya bagus tetapi yang punya sudah bosan dan tidak ada yg mau merawat,makanya dikubur supaya aman
- diberikan kepada keturunanya kelak,pusaka tersebut dikubur disuatu tempat dan hanya keturunanya yang bisa memiliki


Kembali pada jaman dahulu keris bukan hanya sekadar senjata tikam atau senjata pamungkas,tetapi keris juga menunjukan status/kasta si-pemiliknya. contohnya keris yang di gunakan khusus untuk raja, keris kerajaan( icon kerajaan), keris untuk abdi dalem,keris utk punggawa/senopati, panglima, para mentri raja, keris untuk saudagar & keris untuk rakyat biasa tentu saja tidak sama. Dan kalau berbicara tentang tuah (karena tidak bisa dipungkiri masyarakat dulu atau orang Jawa kalau bicara keris pasti identik dengan tuah) menurut saya, seorang Empu tentunya tidak akan memberikan tuah yang sama semisal tuah keris untuk panglima perang disamakan dengan tuah keris untuk para saudagar,hehehe

  

0 komentar:

Posting Komentar