Sabtu, 05 Desember 2015

Pengertian Ilmu Ghaib dan Ilmu Ghaib Menurut Ajaran Islam

Posted by on 0 komentar
Pernahkah kita membaca atau mendengarkan dongeng , cerita rakyat atau legenda?
Di Indonesia , banyak Legenda maupun Cerita Rakyat yang tersebar di berbagai daerah
sebut saja Legenda Gunung Tangkuban Perahu , diceritakan Da Hyang (dayang) Sumbi mempunyai anak dari perkawinannya dengan Anjing bernama Sang Guru Hyang (Sangkuriang) , yang mana Sang Guru Hyang membunuh anjing tersebut kemdian dia diusir oleh ibunya , suatu hari dia bertemu wanita dan jatuh cinta kepadanya yang ternyata tidak lain adalah Ibunya sendiri , dan sudah bisa ditebak cintanya bertepuk sebelah tangan meskipun dia telah membuat perahu dalam satu malam.

Dari cerita diatas , saya mulai berpikir "memangnya ada manusia seperti itu?" atau "orang yang memiliki kelebihan biasanya Nabi dan Rosul , kenapa di indonesia ada orang sakti semacam ini"
seiring dengan perjalanan spiritual saya , penulis banyak menemui disiplin ilmu yang memang mempelajari hal hal semacam ini (baca : Tenaga Dalam/Kanuragan , Pencak Silat , Kundalini , Reiki , Astral Projection dst dst)

Di Dunia yang sudah modern ini pun , masih ada orang yang ingin sakti dan mempelajari semua ilmu yang akhirnya malah berujung pada kegilaan (sering bicara sendiri , mengamuk dsb dsb) karena tanpa guru atau didampingi oleh guru yang kompeten di bidangnya

Ilmu Ghaib adalah Ilmu yang kita peroleh dan kita gunakan secara ghaib , dan energi dari ilmu ghaib ini tidak bisa dilihat langsung dengan mata telanjang , namun dapat dirasakan (panas , dingin , tersetrum , tertekan)
secara umum orang menyebutnya tenaga dalam , namun sebenarnya energi disini bermakna lebih luas

Tenaga Dalam Seseorang , kuat lemahnya tenaga dalam orang tersebut dilihat dari cara dia memperolehnya
1. Tenaga Dalam dari dalam diri sendiri
didapat dari hasil olah nafas , dan jumlahnya terbatas
2. Tenaga Dalam dari Alam
didapat dari hasil olah nafas , gesekan kaki di tanah , meditasi
3. Tenaga Dalam dari Jin/Khodam Keilmuan
didapat dari hasil olah nafas dan penyelarasan dengan khodam keilmuan yang bersangkutan , syarat ketentuan dan pantangan berlaku bagi pemiliknya
4. Tenaga Dalam dari Malaikat dan Rijalul Ghaib
didapat dari hasil ketaatan dan ketaqwaan kita kepada Allah Swt. sehingga Allah Swt. mengirimkan Malaikat/Rijalul Ghaib untuk hajat/keperluan kita
5. Tenaga Dalam dari Allah Swt.
didapat dari hasil ketaatan dan ketaqwaan kepada Allah Swt. serta kedatangannya tidak bisa di duga (harus pasrah lahir dan batin) perlu penulis jelaskan? tidak perlu yah hihihi

Bagaimana islam memandangnya?
simak ayat berikut :
“Wahai golongan jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka tembuslah! Kamu tidak akan mampu menembusnya kecuali dengan kekuatan (dari Allah Swt.)”. (Surah ar-Rahman/55: 33)

Nabi Muhammad Saw. bersabda :
“Dari Anas ibn Malik r.a. ia berkata, Rasulullah saw. bersabda: “Menuntut ilmu itu adalah kewajiban bagi setiap orang Islam”. (H.R. Ibn Majah)
Imam Syafi'i dalam kitab Diwan :
“Barang siapa yang menghendaki dunia, maka harus dengan ilmu. Barang siapa yang menghendaki akhirat maka harus dengan ilmu.”
Dari sekian banyak ilmu ghaib yang ada , maka penulis kelompokkan menjadi 3 golongan

1. Ajian/Aji
Diperoleh dengan tirakat/lelaku (puasa mutih , ngableg , pati geni , tapa kungkum , tapa pendem , tapa kalong) atau dengan transfer energi/pengijazahan ( umumnya , seorang guru menurunkan ilmunya dengan membacakan ke segelas air , kemudian diminumkan ke muridnya )
Rapalan Aji/Kalimat wiridnya biasanya bahasa jawa kuno , bahasa jawa/kejawen , dan bahasa akulturasi islam kejawen
Sumber Tenaga Dalam/Energi diperoleh dari khodam , kekuatan khodam tergantung sanad dari Sang Guru , jadi Ajian satu orang dengan yang lain belum tentu sama hasilnya jika berbeda guru meskipun mereka mengamalkan aji yang sama
Tidak jarang juga terjadi kasus belajar Aji dengan tirakat puasa sendiri tanpa guru , maka khodamnya.pun acak tergantung keseungguhan tirakat (puasa) atau kadar keimanan dan niat si pelaku , kalau dia tirakatnya bagus maka khodam yang bagus pula yang akan ikut , begitu sebaliknya dan apabila tubuh tidak kuat menerima kekuatan khodam yang sudah kita tirakati tadi (tidak bisa mengendalikan) hal yang terjadi adalah dapat menyebabkan kegilaan (sering mengamuk , tertawa , menangis sendiri)

Karena Khodam yang didapat acak , biasanya efek2 negatif/energi negatif juga ikut masuk , contoh di masyarakat , Seseorang yang memilik Aji Brajamusti dia memiliki kekuatan/kadigdayaan yang sangat tinggi , namun dibalik kadigdayaannya tersebut dia harus kehilangan kekuatan pada alat kelaminnya (bisa dikatakan impoten) , ada juga Aji yang menyebabkan tubuh anda kebal tahan bacok , tusuk , gilas , namun menyebabkan anda seret rejeki dsb dsb
Disinilah peran Guru begitu penting dalam menimba ilmu , dengan Guru yang mumpuni , serta Sanad yang benar , maka kejadian diatas tidak akan terjadi atau paling tidak bisa diminimalisir

Kembali ke Imam Syafi'i , juga menegaskan dalam kitab Diwan

“Saudaraku, engkau tidak akan mendapatkan ilmu kecuali setelah memenuhi enam syarat, yaitu: kecerdasan, kemauan yang kuat, kesungguhan, perbekalan yang cukup, dan kedekatan dengan guru dalam waktu yang lama.”


maka perlu adanya semangat juang , kesungguhan dan bakti kepada Guru agar ilmunya berkah

2. Hizib
Berbeda dengan Aji , Hizib hanya bisa diperoleh dengan berguru dan diijazahkan oleh pemilik Hizib maupun murid dari pemilik Hizib yang telah diturunkan kepadanya (sanadnya)
Bacaan/Kalimat Wiridnya, umumnya berbahasa arab 
Hizib adalah kalimat tertentu yang telah dirangkai sedemikian rupa oleh para Wali Allah atau Syeikh sehingga mempunyai karomah tersendiri dan hanya pada tingkat kewalian , seseorang dapat membuat dan merangkai hizibnya sendiri
misalnya : Hizib Autad , Hizib Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani , Hizib Bukhari 
Sumber Energi  yang diperoleh dari Allah Swt. dan Malaikatullah

3. Asmak
Sama dengan Hizib , cara penurunan ilmu Asmak tidak jauh berbeda dengan hizib , perbedaan hanya terletak pada jumlah wiridnya dan lama pembangkitannya
Bacaan/Kalimat Wiridnya, umumnya berbahasa suryani dan bahasa arab
Pengertian Asmak hampir seperti Hizib namun perbedaan terletak pada penyusunnya , kalimat pada Asmak dibuat dan dirangkai oleh Nabi berbeda dengan Hizib yang dirangkai oleh Wali Allah atau Syeikh
misalnya : Asmak Ahimin , Asmak Sirr , Asmak Suryani , Asmak Sunge Rajeh ,
Sumber energi yang diperoleh dari Allah Swt, dan Malaikatullah

Demikian informasi yang dapat penulis berikan , penulis akan dengan senang hati apabila ada pembaca mempunyai pendapat lain dan memberikan masukan kepada penulis , kedepannya di blog ini penulis akan membahas keilmuan satu per satu dari 3 kategori diatas untuk waktu yang belum ditentukan mengingat penulis juga mempunyai kesibukan urusan dan pekerjaan

0 komentar:

Posting Komentar